MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Menurut kamus Ensiklopedi Umum
Bahasa Indonesia “Tanggung Jawab” adalah “kewajiban dalam melakukan tugas
teretntu”.
Menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah suatau yang menjadi
kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibahas dan sebagaimya.
Sedangkan menurut Drs. Suyadi MP dalam bukunya Ilmu Budaya Dasar menyatakan
bahwa “Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja, tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban”.
Dengan
demikian apabila terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab
wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia yang
bertanggung jawab adalah manusia yang dapat menyatakan diri sendiri
bahwa tindakannya itu baik dalam arti mengkuti norma umum, sebab hak menurut
seseorang belun tentu baik menurut pendapat orang lain, apa yang dikatakan baik
menurut dirinya ternyata ditolak oleh oraang lain.
Manusia dapat memilih dua jalan (baik atau buruk), tetapi manusia sendiri
yang harus mempertannggung jawabkan perbuatannya. Manusia tidak membebani orang
lain untuk memikul dosanya, tidak juga orang lain dipikulkan keatas pundaknya.
Tanggung jawab tersebut akan dimintai pertanggung jawaban apabila telah
memenuhi syarat-syarat tertentu seperti pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran.
Adanya definisi lain dalam kasus bahasa Inggris dimana tanggung jawab memiliki definisi sebagai berikut:
Responsibility : having the character of a free moral agent
capable of determining one’s own acts, capable of deterred by concideration of
sanction or consequences.
Definisi tersebut
memberikan pengertian yang dititik beratkan kepada manusia sebagai berikut:
1. Harus ada kesanggupan untuk
menetapkan sikap terhadap sesuatu perbuatan.
2. Harus ada kesanggupan untuk
memikul resiko dari sesuatu perbuatan.
Bila pengertian tersebut dianalisa lebih luas akan kita dapati bahwa dalam
kata “having the characters” itu dituntut sebagai suatu keharusan akan adanya
pertanggung jawaban karakter moral. Karakter disini merupakan nilai-nilai dari
perbuatan. Konsekuensi selanjutnya berarti bahwa terhadap suatu perbuatan hanya
ada alternatif penilaian, yaitu: mnegetahui adanya tanggung jawab, atau
mengetahui tidak adanya tanggung jawab.
Dalam filsafah hidup, nilai dari tanggung jawab itu
dijadikan sebagai salah satu kriteria dari kepribadian atau personality
seseorang. Praktek dari kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa tidak sedikit
jumlah orang yang diserahi tugas sebagai pimpinan: apakah itu sebagai kepala
rumah tangga, bos perusahaan, direktur badan usaha, dan lain sebagainya.
Dari segi filsafah, suatu tanggung jawab itu paling
sedikit didukung oleh tiga unsur, yaitu sebagai berikut:
Kesadaran
Berisi pengertian: tahu, kenal,mengerti dan dapat
memperhitungkan arti, guna sampai kepada soal akibat dari pada sesuatu
perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang baru dapat dimintai tanggung
jawab, bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya.
Kecintaan
Cinta suka menimbulkan kepatuhan, kerelaan dan
kesedihan untuk berkorban. Contohnya: cinta kepada Allah SWT, cinta kepada
keluarga, cinta kepada tanah air, dan lain sebagainya.
Keberanian
Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani
disini didorong oleh rasa keikhlasan, tidak bersikap ragu-ragu dan takut
terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudia sebagai konsekuensi dari
tindak perbuatan. Karena adanya tanggung jawab itulah, maka seseorang yang
berani, juga memerlukan adanya pertimbangan-pertimbangan, perhitungan dan
kewaspadaan sebelum bertindak, jadi tidak berlaku semena-mena. Dipikirkan
terlebih dahulu dengan akal sehatnya.
Kewajiban
dibagi menjadi 2, yaitu :
Kewajiban
Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada
setiap orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang
disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
Kewajiban
tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada
semua orang. Tanggung jawab terhadap
kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti
keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh
kebahagiaan, karena orang tersebut dapat
menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau
orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi
kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang
berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa
hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk
berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap
adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan
terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala
sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman
atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala
perbuatannya.
Macam-Macam Tanggung Jawab
1. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral.
Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia
mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun
bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan
orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah
agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri
manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
2.
Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat
kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan
juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama
baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir,
bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat.
Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati,
memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju
ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan
jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah
manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak
pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada
kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain,
mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan
makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan
harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan
hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak
berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini
menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan
oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain
didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap
manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan
masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup
kaitannya dengan masyarakat.
4. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap
individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat,
bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila
perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
5. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada
tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana
pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku
dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan
baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung
jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas
segala dosanya.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk
kepentingan manusia itu sendiri.
Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran
pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan mungkin kepada pimpinan,
cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dimana semuanya itu dilakukan
dengan penuh ikhlas.
Timbulnya pengabdian pada hakikatnya adanya rasa
tanggung jawab. Contohnya: apabila kita bekerja keras pagi sampai sore
dibeberapa tempat, untuk mencukupi kebuuhan rumah tangga kita, itu berarti
mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita kepada keluarga. Dalam hal
ini dibedakan antara bantuan dan pengabdian. Kalau bantuan mungkin hanya berupa
membantu mengantarkan teman ke kantor atau membantu tenaga untuk keperluan peta
kawan. Pengabdian dapat dibedakan menjadi:
1. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga dan sudah
tentu dalam kehidupan keluarga tersebut didasarkan pada cinta dan kasih sayang.
Kasih sayang itu mengandung pengertian pengabdia dan perngorbanan. Apabila ada
kasih sayang tidak disertai pengabdian, maka kasih sayang itu palsu atau semu.
Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada anak-istri, istri
kepada suami dan anak-anaknya, atau anak-anak kepada orang tuanya.
2. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia sebagai anggota masyarakat tidak dapat hidup
tanpa bantuan orang lain, setiap orang saling membutuhkan, tolong menolong baik
secara sadar maupun tanpa disadari. Tolong menolong antr individu maupun dengan
masyarakat dapat dengan imbalan atau mungkin tanpa imbalam atau karena kewajibannya.
Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memasyarakatkan dirinya dan
selau mengasingkan diri, maka apabila mengalami kesulitan yang luar biasa ia
akan ditertawakan oleh masyarakat. Cepat atau lambat ia akan menyadari dan
menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena
itu demi masyarakat, anggota masyarakat harus mau mengabdikan diri kepada
masyarakat. Ia harus memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat
lingkungannya. Oleh sebab itu baik tempat tinggal membawa nama baik pula. Ulah
atau tindakan baik buruknya warga akan menyangkut juga nama baik tempat tinggal
dan lingkungannya.
3. Pengabdian kepada negara
Negara merupakan lembaga msyarakat yang terbesar,
sedangkan masyarakat pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga
negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya.
Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidaklah ada cinta
tanpa adanya pengabdian. Orang Inggris misalnya sampai-sampai mempunya suatu
semangat mengabdi yang diwujudkan dalam kata-kata yang fanatik “right or wrong
my country”, dimana yang dimaksudkan “benar atau salah adalah negara saya”.
Masih banyak lagi contoh mengabdikan diri kepada bangsa dan dalam kehidupan.
4. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia sebagai amkhluk Tuhan tidak ada eksitensinya
dengan sendirinya, tetapi keberadaan di dunia ini adalah sebagai makhluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan sudah tentu manusia wajib mengabdi kepada
Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan hal itu
merupakan perwujudan tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya itu
direalisasikan dalam wujud-wujud nyata seperti: rumah ibadah dan produk-produk
budaya yang berbagai macam wujudnya seperti syair, nyanyian, lukisan dan lain
sebaginya.
Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban
yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu
mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan
dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila
kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau
nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib
berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan
pengorbanan tidaklah begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentua adanya
pengorbanan. Antara sesama teman sulit untuk dikatakan pengabdian karena kata
pengabdian mengandung arti lebih tinggi. Tetapi kata pengorbanan dapat juga
diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dan pengabdian.
Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga
berupa jiwa atau nyawa. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa adanya rasa
pamrih, perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Karena manusia itu bukan hanya merupakan pribadi,
tetapi juga berkeluarga, berasyarakat, merupakan bangsa suatu negara dan juga
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Maka dari pada itu pengorbanan dapat
dibedakan menurut beberapa jenis yaitu: penorbanan kepada keluarga, masyarakat,
bangsa, negara, kebenaran dan kepada agama.
Kesimpulan
Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan
manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang
berani menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat
menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang
lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab,
orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui
seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau
berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh
kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan
tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak.
Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab
ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti
aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung
jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah
suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
SUMBER
Komentar
Posting Komentar